Festival Topeng dan Wayang Internasional 2012


Bangga Terhadap Khazanah Budaya Bangsa

Sejumlah seniman topeng dan wayang dalam negeri maupun mancanegara sejak 30 Juni hingga 1 Juli 2012 lalu, menggelar pertunjukkan dalam Festival Topeng dan Wayang Internasional 2012 (International Mask and Puppet Festival) yang diselenggarakan Kota Baru Parahyangan bekerjasama dengan King Entertaiment di Bale Pare Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat. Para seniman ini berasal dari beberapa negara diantaranya; Swedia, Hungaria, Perancis, Jepang, Mexico, Ecuador, dan Australia, sedangkan dari dalam negeri menampilkan I Made Djimat Maestro Topeng dari Bali, Aerly Rasinah, Slamet Gundono Dalang “Subur”, Wayang Tertindas Indramayu, Pojok Si Cepot, dan beberapa seniman dalam negeri lainnya. Selain pertunjukkan, digelar pula talkshow dan workshop seputar wayang dan topeng. “ Kegiatan ini merupakan pertemuan budaya antar negara, pendidikan sekaligus hiburan bagi masyarakat ,” ujar Iman Noer Adi selaku Direktur Festival di sela-sela kegiatan. Dalam acara yang sama digelar pula pameran komik Indonesia era 70-an dan panggung puisi dari Majelis Sastra Bandung.” Wayang memiliki filosofi yang sangat dalam dan luhur, untuk itu event seperti ini sangat baik untuk mengapresiasi hasil karya para pelaku kesenian topeng dan wayang dan kita bisa belajar dari makna sebuah lakon dalam pertunjukkan,” ujar Raymond dari Kota Baru Parahyangan. 
Diantara sederet seniman yang hadir, ada satu tokoh seniman asal Indonesia yang juga turut menyemarakan acara, Ia dikenal masyarakat dengan sapaan Pak Raden. Pak Raden atau Suyadi merupakan tokoh dongeng anak-anak. Selain mendongeng Ia juga seorang penulis dan pelukis.” Saya saat ini sedang mempersiapkan pameran tunggal, dan masih mengisi acara Laptop Si Unyil,” ujar Pak Raden yang saat ini masih aktif melukis dan membuat cerita. Ditanya mengenai Festival Topeng dan Wayang Internasioanal Ia menyatakan, acara ini merupakan ajang yang bagus untuk menyadarkan anak-anak Indonesia akan budayanya sendiri dan harus bangga menjadi anak Indonesia.” Mestinya sejak awal anak-anak sudah dikenalkan dengan budaya daerahnya, walaupun nantinya tidak harus menjadi dalang atau pengrajin, setidaknya mereka tahu tentang tatacara membuat kerajinan tradisional apapun jenisnya atau sekedar menjadi pengamat seni,” lanjut Pak Raden yang berharap anak-anak Indonesia bisa terus bangga terhadap khazanah budaya bangsanya sendiri. (Haris-Saka Kominfo)                    

Label: